- Get link
- X
- Other Apps
Entri yang Diunggulkan
- Get link
- X
- Other Apps
Indonesia kaya akan budaya, salah satu jenis budaya unik yaitu pentas drama tradisional. Drama tradisional Indonesia selain unik memiliki ciri khas tertentu juga memiliki kesan tersendiri yang mampu menghibur masyarakat Indonesia. Baca lainnya, Palang Pintu Budaya Khas Suku Betawi Jakarta Yang Sangat Unik
Beberapa jenis pentas drama tradisional khas Indonesia yang sangat populer adalah sebagai berikut:
Ludruk adalah drama tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Tema pertunjukan Ludruk berupa cerita kehidupan sehari - hari masyarakat menggunakan bahasa khas Surabaya.
Ludruk diselingi guyonan / lawakan dan diiringi musik gamelan. Beberapa pemain Ludruk tidak harus dari Surabaya, ada juga yang berasal dari Madura, Malang, Madiun, Jombang yang membuat Ludruk menjadi seru dengan bermacam - macam logat Jawa.
Ketoprak adalah drama tradisional yang berasal dari Surakarta yang berkembang di Yogyakarta. Tema pertunjukan Ketoprak berupa cerita sejarah, legenda dan cerita fiksi. Ketoprak diiringi irama lesung (penumbuk padi) yang dipukul secara bersama pada awal drama, pada pergantian adegan, dan pada adegan penutup yang terkenal dengan irama Ketoprak.
Irama Ketoprak lama - lama berkembang tidak hanya diiringi lesung juga diiringi oleh gamelan Jawa dan iringan lainnya yang lebih komplek. Oleh karenanya Ketoprak terdiri dari tiga jenis yaitu, Ketoprak Lesung, Ketoprak Mataram mengunakan gamelan dan Ketoprak Dor dari Jawa Deli di Sumatera bagian Timur.
Lenong adalah drama tradisional budaya Betawi yang berkembang dari teater musik Gambang Kromong yang sudah ada pada tahun 1920. Tema pertunjukan Lenong berupa pesan moral, menolong yang lemah, membenci kerakusan, dan perbuatan tercela yang dibumbui dengan lawakan.
Lenong berkembang dari lawakan - lawakan yang menggunakan logat melayu Betawi. Lenong diiringi musik gambang, kromong, suling, krecekan, kendang, kempor.
Lenong terdiri dari dua macam yaitu Lenong Preman dan Lenong Denes. Lenong Preman menggunakan logat melayu Betawi sehari - hari menceritakan kehidupan sehari - hari kisah rakyat yang ditindas majikan dan ditolong oleh pendekar yang alim. Lenong Denes menggunakan logat melayu tinggi menceritakan kisah bangsawan.
Randai adalah drama tradisional berasal dari suku Minangkabau Sumatera Barat. Tema pertunjukan Randai berupa kenyataan hidup yang ada di masyarakat.
Pertunjukan Randai dimainkan secara berkelompok membentuk lingkaran sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian yang dipimpin oleh Tukang Goreh. Seni Randai menggabungkan nyayian, drama, tari, musik dan silat.
Gong adalah drama tradisional berasal dari Bali yang memadukan teater modern dan teater tradisional diiringi gamelan gong. Drama Gong mulai terkenal pada tahun 1967. Pada waktu itu drama tradisional yaitu Arja, Topeng, dll ditinggalkan oleh penonton yang kegandrungan drama Gong.
Namun semenjak pertengahan tahun 1980 kesenian ini mulai menurun popularitasnya. Tema pertunjukan Gong berupa cerita rakyat klasik romantik yang menggunakan logat bahasa Bali. Para pemain Gong yang dianggap penting dalam drama yaitu, Raja Tua, Raja Manis, Raja Buduh, Putri Manis, Putri Buduh, Permaisuri, Dayang - Dayang, dua pasang Punakawan, Patih Tua, Patih Keras.
Demikianlah keunikan beberapa drama tradisional terpopuler di Indonesia yang tidak kalah dengan teater modern.
Ludruk adalah drama tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Tema pertunjukan Ludruk berupa cerita kehidupan sehari - hari masyarakat menggunakan bahasa khas Surabaya.
Ludruk diselingi guyonan / lawakan dan diiringi musik gamelan. Beberapa pemain Ludruk tidak harus dari Surabaya, ada juga yang berasal dari Madura, Malang, Madiun, Jombang yang membuat Ludruk menjadi seru dengan bermacam - macam logat Jawa.
Ketoprak adalah drama tradisional yang berasal dari Surakarta yang berkembang di Yogyakarta. Tema pertunjukan Ketoprak berupa cerita sejarah, legenda dan cerita fiksi. Ketoprak diiringi irama lesung (penumbuk padi) yang dipukul secara bersama pada awal drama, pada pergantian adegan, dan pada adegan penutup yang terkenal dengan irama Ketoprak.
Irama Ketoprak lama - lama berkembang tidak hanya diiringi lesung juga diiringi oleh gamelan Jawa dan iringan lainnya yang lebih komplek. Oleh karenanya Ketoprak terdiri dari tiga jenis yaitu, Ketoprak Lesung, Ketoprak Mataram mengunakan gamelan dan Ketoprak Dor dari Jawa Deli di Sumatera bagian Timur.
Lenong adalah drama tradisional budaya Betawi yang berkembang dari teater musik Gambang Kromong yang sudah ada pada tahun 1920. Tema pertunjukan Lenong berupa pesan moral, menolong yang lemah, membenci kerakusan, dan perbuatan tercela yang dibumbui dengan lawakan.
Lenong berkembang dari lawakan - lawakan yang menggunakan logat melayu Betawi. Lenong diiringi musik gambang, kromong, suling, krecekan, kendang, kempor.
Lenong terdiri dari dua macam yaitu Lenong Preman dan Lenong Denes. Lenong Preman menggunakan logat melayu Betawi sehari - hari menceritakan kehidupan sehari - hari kisah rakyat yang ditindas majikan dan ditolong oleh pendekar yang alim. Lenong Denes menggunakan logat melayu tinggi menceritakan kisah bangsawan.
Randai adalah drama tradisional berasal dari suku Minangkabau Sumatera Barat. Tema pertunjukan Randai berupa kenyataan hidup yang ada di masyarakat.
Pertunjukan Randai dimainkan secara berkelompok membentuk lingkaran sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian yang dipimpin oleh Tukang Goreh. Seni Randai menggabungkan nyayian, drama, tari, musik dan silat.
Gong adalah drama tradisional berasal dari Bali yang memadukan teater modern dan teater tradisional diiringi gamelan gong. Drama Gong mulai terkenal pada tahun 1967. Pada waktu itu drama tradisional yaitu Arja, Topeng, dll ditinggalkan oleh penonton yang kegandrungan drama Gong.
Namun semenjak pertengahan tahun 1980 kesenian ini mulai menurun popularitasnya. Tema pertunjukan Gong berupa cerita rakyat klasik romantik yang menggunakan logat bahasa Bali. Para pemain Gong yang dianggap penting dalam drama yaitu, Raja Tua, Raja Manis, Raja Buduh, Putri Manis, Putri Buduh, Permaisuri, Dayang - Dayang, dua pasang Punakawan, Patih Tua, Patih Keras.
Demikianlah keunikan beberapa drama tradisional terpopuler di Indonesia yang tidak kalah dengan teater modern.